Selama beberapa dekade, dolar Amerika Serikat (USD) telah menjadi mata uang dominan dalam perdagangan global, termasuk di Indonesia. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, muncul wacana kuat tentang dedolarisasi atau upaya negara-negara untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar dalam transaksi internasional. Pertanyaannya kini, mungkinkah Indonesia benar-benar beralih dari dolar dalam perdagangan internasional?


Alasan di Balik Ketergantungan pada Dolar

Dolar AS telah menjadi simbol kestabilan ekonomi global sejak Perjanjian Bretton Woods. Dolar juga menjadi mata uang cadangan utama dan digunakan dalam sebagian besar perdagangan komoditas seperti minyak dan gas. Indonesia, sebagai negara yang aktif mengekspor dan mengimpor barang, tentu sangat bergantung pada dolar dalam menjaga kestabilan transaksi internasionalnya.

Namun, dominasi dolar juga menimbulkan kerentanan. Fluktuasi nilai tukar dolar terhadap rupiah dapat berdampak langsung terhadap harga impor, inflasi, dan neraca perdagangan Indonesia. Selain itu, ketegangan geopolitik dan kebijakan moneter AS kerap kali memengaruhi negara-negara berkembang secara sepihak.


Tanda-Tanda Perubahan: Langkah Dedolarisasi

Indonesia mulai menunjukkan langkah-langkah strategis untuk mengurangi ketergantungan terhadap dolar, antara lain:

  1. Local Currency Settlement (LCS)
    Bank Indonesia telah menjalin kerja sama dengan beberapa negara seperti Tiongkok, Jepang, Thailand, dan Malaysia melalui skema LCS, yaitu penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral. Skema ini membantu pelaku usaha mengurangi risiko nilai tukar dan biaya konversi mata uang.
  2. Kerja Sama BRICS dan Gagasan Mata Uang Baru
    Indonesia menunjukkan ketertarikan pada forum BRICS (Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan) yang menginisiasi penggunaan mata uang baru untuk perdagangan antarnegara anggotanya. Walau Indonesia belum menjadi anggota resmi, peluang untuk bergabung tetap terbuka.
  3. Penguatan Rupiah di Kawasan ASEAN
    Indonesia juga aktif dalam mendorong penggunaan rupiah di kawasan ASEAN, terutama untuk transaksi lintas batas dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Filipina.

Tantangan Menuju Transisi

Meskipun arah kebijakan menunjukkan tren positif, proses transisi dari dolar ke mata uang alternatif atau lokal bukan tanpa hambatan:

  • Likuiditas dan Stabilitas Mata Uang Lokal
    Mata uang seperti rupiah belum memiliki tingkat stabilitas dan kepercayaan seperti dolar di pasar internasional. Ini membuat mitra dagang masih cenderung memilih dolar untuk menghindari risiko.
  • Infrastruktur Keuangan
    Sistem pembayaran lintas negara, mekanisme konversi, serta peraturan yang belum seragam masih menjadi kendala utama dalam penerapan LCS secara luas.
  • Dominasi Perdagangan Komoditas dalam Dolar
    Komoditas ekspor utama Indonesia seperti batu bara dan minyak sawit masih diperdagangkan dalam dolar. Perubahan ini akan memerlukan negosiasi dan reformasi sistemik di tingkat global.

Peluang Strategis bagi Indonesia

Dedolarisasi bukan berarti menghapus dolar sepenuhnya, melainkan memperluas penggunaan mata uang lain untuk mengurangi risiko sistemik. Bagi Indonesia, peluang strategis dari proses ini antara lain:

  • Kedaulatan Ekonomi Lebih Besar
    Dengan menggunakan mata uang sendiri atau mitra strategis, Indonesia memiliki kontrol lebih besar terhadap perekonomiannya dan tidak terlalu rentan terhadap kebijakan moneter AS.
  • Efisiensi Biaya Transaksi
    Mengurangi biaya konversi dan fluktuasi nilai tukar dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.
  • Meningkatkan Peran Rupiah di Kawasan Regional
    Jika didukung dengan stabilitas makroekonomi dan reformasi finansial, rupiah berpeluang menjadi salah satu mata uang yang diperhitungkan di kawasan Asia Tenggara.

Kesimpulan

Beralih dari dolar dalam perdagangan internasional bukanlah proses yang bisa terjadi dalam semalam. Namun, dengan kebijakan yang konsisten, diplomasi ekonomi yang kuat, serta dukungan infrastruktur keuangan digital yang memadai, Indonesia memiliki peluang realistis untuk secara bertahap mengurangi ketergantungan terhadap dolar.

Dedolarisasi bukan hanya soal mata uang, tetapi bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat ketahanan ekonomi nasional. Langkah-langkah awal sudah dimulai, dan arah kebijakan Indonesia menunjukkan komitmen menuju sistem perdagangan yang lebih beragam dan berkeadilan.

By qigje